Pandangan Ilmiah tentang Wanderlust atau Hasrat Terus Bepergian

Hasrat untuk terus berkelana menandakan wanderlust.

Merujuk Glosarium Online, wanderlust berarti dorongan kuat untuk terus melakukan perjalanan dan mengeksplorasi tempat-tempat baru.

Mengutip dari Urban Dictionary, wanderlust keinginan yang kuat untuk bepergian.

Tanda orang yang wanderlust jarang suka menetap di satu tempat dan berkeinginan kuat untuk berjalan-jalan.

Contohnya impian seseorang yang ingin berkelana keliling Eropa melalui Asia.

Adapun alasan ilmiah wanderlust bukan sekadar hasrat semata.

Itu karena otak manusia sangat menyukai hal baru dan menyenangkan.

Mengutip dari Bustle, laporan penelitian pada 2015 menyoroti varian genetik, DRD4-7R yang dikaitkan keinginan untuk mengembara.

Laporan itu menjelaskan, 20 persen dari manusia hidup dengan jenis varian ini.

Tapi pewarisan genetik ini sangat bervariasi.

Mengutip Journiest, riset lain juga menunjukkan, orang dengan gen varian ini cenderung akan mengeksplorasi pengalaman yang mendebarkan, seperti skydiving hingga hiking.

Wanderlust biasanya mempengaruhi pria dan wanita rentang usia antara 20 tahun hingga 40 tahun, dilansir Exploring Your Mind.

Tak hanya faktor genetik, keberadaan wanderlust juga dipengaruhi kondisi psikologis.

Merujuk One Stop Psychology, terdapat dua faktor yang mempengaruhi orang untuk bepergian, faktor pendorong dan penarik.

Faktor pendorong meliputi relaksasi, istirahat, prestise, dan interaksi sosial yang mendorong untuk berwisata.

Sedangkan faktor penariknya keindahan destinasi, rekreasi, dan suasana tempat wisata itu.

Walaupun manusia perlu terpenuhi kebutuhan materialistis juga mendambakan sifat estetika dan luhur.

Itu kebutuhan intrinsik untuk bersantai, eksplorasi, evaluasi, dan terhubung dengan diri sendiri yang dicapai secara berkelana.

Bepergian bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan dalam diri yang membantu untuk menghidupkan kembali energi untuk menghadapi rutinitas sehari-hari.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post BTN Tambah Modal Lewat Rights Issue, Dirut: untuk Pembiayaan KPR Subsidi dan Non Subsidi
Next post Ahdi Nuruddin Raih Gelar Doktor di Usia 85 Tahun: Sederhana tanpa Beasiswa, Apa Motivasinya?