Saat Aroma Kopi dari Loko Coffee Pikat Pengunjung Malioboro
Wisatawan yang datang ke Malioboro dari ujung utara, biasanya akan tahu kalau di pojok jalan dekat rel kereta api, ada kedai kopi bernama Loko Coffee.
Tak jarang, saat melintasi kedai yang dikelola PT Kereta Api Indonesia (KAI) lewat KAI Services itu, wisatawan yang berjalan kaki akan mencium semerbak aroma kopi dari kedai hingga tergoda mampir.
“Banyak yang mampir untuk ngopi sambil melihat langsung proses roasting di sini setelah mencium aroma kopi di sini keluar ke jalan,” kata seorang coffee roaster di Loko Coffee, Laurentius Nawang di sela aktivitasnya,Jumat, 23 September 2022.
Untuk memunculkan aroma kopi itu hingga mengeluarkan aroma harum dan keluar sampai ke jalan, Nawang mengaku ada proses tertentu yang dilakukan saat roasting biji kopi.Seorang coffee roaster, wajib mengetahui dulu jenis karakteristik biji kopi untuk menentukan bagaimana cara yang pas untuk memasak atau me-roasting biji kopi itu selanjutnya.
“Roasting jenis kopi seperti arabica dan robusta harus dipisahkan, tidak bisa dimasak secara bersamaan, untuk menjaga kekhasan karakter aroma masing-masing,” kata Nawang.
Setelah jenis kopi dipisahkan, kemudian penentuan proses memasaknya akan dibuat seperti apa.
Misalnya jika ingin membuat kopi dengan rasa lebih tebal dan tegas, maka akan dipilih profile roasting medium to dark.
“Durasi roasting relatif sama, sekitar 30 menitan tapi arabica dimasak sendiri, robusta juga,” kata Nawang yang juga mengatakan dalam sekali roasting bisa memasak sampai dengan 35 kilogram kopi berbagai jenis itu.
Menurut Nawang, penggunaan api saat roasting juga hal penting demi menjaga aroma.
“Misalnya saat roasting kopi arabica, yang dipakai api kecil karena jika menggunakan api besar akan over cook,” kata dia.
Kondisi over cook atau terlalu matang ini akan mempengaruhi rasa dan mengganggu aroma asli kopi itu.
“Kalau biji kopi arabica itu dimasak terlalu gosong, saat dibuat varian espresso atau americano tidak akan keluar rasa asamnya, justru jadinya pahit,” kata Nawang.
Adapun Vice President Corporate Secretary KAI Services Irwan Juliardi menuturkan Loko Coffee Roastary itu saat ini sudah beroperasi penuh setelah sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
“Dari kedai ini, pengunjung bisa mengetahui secara langsung proses memasak dan belajar karakter kopi dari seluruh nusantara,” kata dia.
Kopi yang diolah di kedai kopi itu berasal dari berbagai daerah.
Misalnya Jawa Tengah seperti dari Temanggung dan kopi-kopi dari luar Jawa seperti Aceh Gayo hingga Kopi Toraja.
Irwan mengatakan Loko Cafe Roastery saat ini memasok kebutuhan kopi di delapan Loko Cafe yang tersebar di Jawa seperti di Stasiun Pasar Senen, Semarang Tawang, Surabaya Gubeng.
“Target kami menambah tiga cabang lagi seperti di Purwokerto,” kata dia.