Mengenang 189 Tahun Alfred Nobel Hari Ini, Sepak Terjang Penggagas Hadiah Nobel

Jakarta -Alfred Bernhard Nobel dikenal sebagai penggagas penghargaan paling bergengsi dunia, Hadiah Nobel atau Nobel Prize.

Selain menjadi seorang pengusaha, pria berkebangsaan Swedia ini juga merupakan ilmuwan kimia termasyhur pada zamannya.

Sekitar 355 hak paten berbeda telah dipegangnya.

Melansir Britannica, Nobel adalah putra keempat dari delapan bersaudara pasangan Immanuel dan Caroline Nobel.

Lahir 21 Oktober 1833 di Stockholm, Swedia, sejak usia dini dia sudah menunjukkan kemampuan intelektual di atas rata-rata.

Masa remaja 16 tahun, dirinya sudah fasih berbahasa Swedia, Inggris, Prancis, Jerman, dan Rusia.

Mulanya Nobel memang tertarik pada sastra, namun ayahnya justru menginginkannya menjadi seorang ahli kimia.

Pada 1850, dia meninggalkan St.

Petersburg, Rusia menuju Paris untuk menimba ilmu kimia.

Selama setahun, ia belajar bersama ahli kimia muda Italia, Ascanio Sobrero yang tiga tahun sebelumnya menemukan cairan peledak, nitrogliserin.

Menginjak umur 18 tahun, Nobel melanjutkan studinya ke Amerika Serikat dan bertemu ilmuwan John Ericsson.

Setelah hampir lima tahun berguru, dia lantas kembali ke St.

Petersburg untuk bekerja di pabrik peralatan militer milik ayahnya.

Lantaran Perang Krimea berakhir pada 1856, perusahaan tersebut bangkut sehingga memaksa keluarga Nobel kembali ke Swedia.

Nobel kemudian bereksperimen mengembangkan nitrogliserin sebagai bahan peledak di tanah kecil dekat rumahnya.

Sayangnya, sebagaimana dikutip dari laman Nobel Prize, eksperimen tersebut gagal dan mengakibatkan kecelakaan yang menewaskan beberapa orang termasuk adik Nobel, Emil.

Namun, dia tidak menyerah hingga pada 1864 memulai produksi massal nitrogliserin yang dimodifikasi lebih aman.

Dari eksperimen itu, Nobel menemukan bahwa percampuran nitrogliserin dengan pasir harus (kieselguhr) mampu mengubah cairan menjadi pasta berbentuk batang.

Batang ini kemudian dimasukkan ke dalam lubang pengeboran yang mampu meledak.

Penemuannya itu dibuat pada 1866 dan mendapat hak paten di tahun berikutnya yang diberi nama “dinamit”.

Dia juga menemukan detonator atau tutup peledak yang dapat dinyalakan melalui sekering.

Ini sekaligus diakuisisi sebagai modernisasi bahan peledak berkekuatan tinggi.

Penemuannya ini mulai diaplikasikan dalam proses pengeboran pneumatic secara umum.

Dinamit dan tutup peledak itu kian banyak diminati di industri konstruksi.

Karena itu, Nobel mendirikan pabrik di 90 tempat berbeda di 20 negara.

Tidak hanya itu, dirinya diketahui terus bereksperimen, salah satunya membuat karet dan kulit sintetis serta sutra buatan.

Saat kematiannya pada 1896 tercatat total ada 355 penemuan yang telah dipatenkan.

Bertahun kemudian gagasannya soal pemberian award, Hadiah Nobel, kepada penemu di bidang ilmu pengetahuan berkembang menjadi penghargaan paling bergengsi dunia dengan sejumlah perluasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Inggris Bakal Buka Universitas di Bandung, Bisa Raih Double Degree
Next post Apple Akan Luncurkan iPad 16 Inci pada 2023